Serial Fiqih Pendidikan Anak - No: 176
Banyak orang tua yang mengeluhkan anaknya susah dinasehati. Seakan masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Bahkan tidak sempat masuk telinga. Fenomena ini menuntut kita untuk terus introspeksi diri.
Harus diketahui bahwa menyampaikan nasehat itu tidak asal. Namun ada caranya. Di antara hal yang perlu diperhatikan adalah faktor kedekatan dan momen yang pas. Semakin dekat hubungan orang tua dengan anak, maka nasehat akan semakin mudah diterima. Terlebih jika momen yang dipilih pas.
*Membangun kedekatan*
Anak memiliki hak untuk berinteraksi intens dengan orang-orang dewasa, terutama orang tuanya; agar terbangun kedekatan hubungan. Selain itu kepribadian anak akan lebih cepat matang. Serta bisa menyerap ilmu, hikmah, pengetahuan dan pengalaman orang dewasa.
Nabi _shallallahu ‘alaihi wasallam_ adalah teladan dalam hal ini. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa beliau pernah menemani Anas bin Malik, anak-anak Ja’far bin Abi Thalib paman beliau, Al-Fadhl bin Abbas, juga Abdullah bin Abbas _radhiyallahu ‘anhum._
Berikut ini adalah kisah yang dituturkan Abdullah bin Abbas putra paman Nabi _shallallahu ‘alaihi wasallam,_ saat diajak naik kendaraan beliau. Dari kebersamaan ini, Ibnu Abbas bisa menimba pengetahuan yang melimpah dari Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam._ Beliau menuturkan,
كُنْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا، فَقَالَ: «يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ، احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ»
Suatu hari aku pernah dibonceng Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ menaiki tunggangannya. Saat itu beliau bersabda, _“Nak, aku akan mengajarimu beberapa prinsip. Jagalah Allah; niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah; niscaya Engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Bila engkau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Ketahuilah bila seluruh manusia bersatu padu untuk memberimu suatu manfaat, maka mereka tidak akan mampu memberikannya, kecuali bila telah ditakdirkan Allah. Sebaliknya bila mereka semua bersatu padu untuk mencelakaimu, maka mereka tidak akan mampu melakukannya, kecuali bila telah ditakdirkan Allah. Pena takdir telah diangkat dan kitab takdir telah selesai dituliskan”._ HR. Tirmidziy dan beliau mengatakan hadits ini _hasan sahih._
Selain pelajaran akidah yang bisa diambil dari hadits di atas, juga metode penyampaikan nasehat bisa disimpulkan darinya. Antara lain:
Membangun kedekatan orang tua dengan anak adalah langkah awal agar nasehat mudah diterima.
Mencari momen yang tepat untuk menyampaikan nasehat, merupakan kunci sukses diterimanya nasehat.
Menyederhanakan bahasa dan ungkapan nasehat sesuai faktor usia anak dan tingkat intelegensinya, sangat membantu anak memahami dan mencerna nasehat yang disampaikan.
Tentunya selain hal-hal yang bersifat teknis di atas, doa memiliki peran yang paling urgen. Saat orang tua rutin tanpa bosan secara khusyu’ mendoakan kebaikan anaknya, maka Allah akan melembutkan hati anak sehingga mudah menerima nasehat.
_Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 2 Syawal 1444 / 22 Mei 2023_
Artikel Lainnya :
No comments:
Post a Comment